Tuesday, November 30, 2010

Terkesima melihat zuhudnya beliau ...

Ahmadinejad ...

Cuba lihat di sini ... Suamiku adalah pemimpin anugerah


Agak2 ada ke pemimpin kat Malaysia yg buat macam ni or bersikap macam nih.

Final Countdown - 16 Days to go

Hurmmm ... dah makin dekat tapi makin berdebar2 jek nih. Boleh ke settle sumer outstanding2 yg ada. Kalau laaa leh settle, lega rasanya. Aku rasa leh jek aku announce i am free of CC lepas tuh. Tak nak dah aku nak ikat leher lagik ngan along kepala rimau tuh. Huhu ...harap2 nye dapat le lepas.

Wednesday, November 24, 2010

Jawa menchret

Haha .. kalau org tanya apa makna mende tuh mang aku rasa nak gelak jek OR if org pure jawa nak kutuk aku, no hal punya. Sebab mang aku akui aku dlm golongan tu. Keturunan jek jawa. Dah ler mak bapak dua2 jawa, tapi aku mang fail ler nak cakap2 fluent jawa tuh. Slang jawa pun takde .. huhuhu.

Dalam pada camtuh pun the jiwa jawa yg menebal tu masih ada dlm diri aku especially part makanan famous org jawa tuh. Apalagi kalau bukan my fevret "NASI AMBENG".

Kan dulu aku ada post pasal aku ngidam sangat nak makan nasi ambeng ni since aku peknen 2nd dotter aku Lisa sampai ler aku dok lahirkan si AIMY (the 3rd dotter). Mang tak dapat2 pun nasi ambeng ni even tho aku dah rekey2 tempat kat area kg baru tu dpd GOOGLE. Tp mang tak pegi2 pun. (Oops lupa plak, ekceli dah dpt sekali jiran dkt dgn umah bagi tp still tu lepas aku bersalinkan aimy .. hehehe)

Then nak dikatakan rezeki laa jugak. Last 2 weeks, masa pasar malam ari selasa kat area SP, dkt umah aku tu. By the time aku sampai jek kat pasar malam tu lepas aku park keta, tetiba aku terhidu satu bau yg aku rasa hmmm harumnya sedapnya. Ntah aku pun tak tau tp when aku terbau jek first thing terlintas kat kepala aku "Hmmm cam bau nasi ambeng jek ... ". Bila aku dok melaju jek nak cari makanan untuk makan malam tu tetiba aku ternampak banner "NASI AMBENG". Perghhh mang otomatik jek kaki aku terus g kedai tu. Aku tersenyum lebar tengok ada org jual nasi fevret aku ni. Apa lagi tanpa pikir panjang aku order 3 bungkus nasi ambeng. Mang takde terlintas pun yg 3 bungkus tu is too much ekceli sbb satu bungkus tu pun cam banyak jek. Hahaha punya laa ..

So balik umah aku citer kat mak aku beli nasi ambeng n dia senyum jek. Then kena tunggu hubby balik but before that aku dah sms dia kata aku beli nasi ambeng. Balik2 jek dia kata "Talam tak de ke. Bukan kena makan kat situ ke?". Harus ler secepat kilat aku kuarkan dulang beso yg ada tuh. So apalagi sesi put all the 3 bungkus nasi tu kat dulang/talam. Then kami anak beranak termasuk cucu 2 org tu makan ler kat dulang tuh. So seronok n lucu gak tgk anak2 makan kat dulang tuh. Hahaha .. tp mang teringat semula laa zaman kecik2 makan nasi ambeng kat kenduri, makan kat dulang. Hmmm so sweet the memories.

Anyway at last, now am satisfied that i dah dpt makan nasi ambeng ni. Soooo the puas ati.

Saturday, November 20, 2010

The Journey - Part 3: Adab Memotong Kuku

Bagi orang Islam adalah tidak sesuai berkuku panjang atas apa alasan sekalipun kerana ia tidak membayang kesucian dan ia juga bukan budaya kita apatah lagi menggunakan tangan untuk beristinjak.




RASULULLAH S.A.W BERSABDA: YANG ERTINYA:.

Barang siapa yang mengerat kukunya pada ;
* Hari Sabtu : Nescaya keluar dari dalam tubuhnya ubat dan masuk kepadanya penyakit
* Hari Ahad : Nescaya keluar daripadanya kekayaan dan masuk kemiskinan
* Hari Isnin : Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk sihat
* Hari Selasa : Nescaya keluar daripadanya sihat dan masuk penyakit
* Hari Rabu : Nescaya keluar daripadanya was-was dan masuk kepadanya kepapaan.
* Hari Khamis : Nescaya keluar daripadanya gila dan masuk kepadanya sembuh dari penyakit.
* Hari Jumaat : Nescaya keluar dosa-dosanya seperti pada hari dilahirkan oleh ibunya dan masuk kepadanya rahmat daripada Allah Taala.

Friday, November 19, 2010

Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran

Dipetik daripada Artikel tulisan Silampari Nan Cinde

Agama Islam, agama yang kita anut dan dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya (QS, 17:9).

Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir (QS 16:44).

Disamping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati mereka tertutup (QS 47:24).

Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban. Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan kata lain, mengenai “memahami Al-Quran dalam Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan.”( Persoalan ini sangat penting, terutama pada masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi seluruh aspek kehidupan.

Kekaburan mengenai hal ini dapat menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan generasi-generasi yang akan datang. Dalam bukunya, Science and the Modern World, A.N. Whitehead menulis: “Bila kita menyadari betapa pentingnya agama bagi manusia dan betapa pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang akan datang bergantung pada putusan generasi sekarang mengenai hubungan antara keduanya.”6

Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu, gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut manusia.

Demikian pula halnya bagi umat Islam, pengertian kita terhadap hubungan antara Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan agama dan sejarah perkembangan manusia pada generasi-generasi yang akan datang.

Periode Turunnya Al-Quran
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT. dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas satu masalah, selalu menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk silih-berganti diterangkan.

Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula, ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik.

Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya. Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.

Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Dengan mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas.

Para ulama ‘Ulum Al-Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran.

Periode Pertama
Diketahui bahwa Muhammad saw., pada awal turunnya wahyu pertama (iqra’), belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman Allah: “Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah peringatan” (QS 74:1-2).

Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw., dalam membentuk kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya: Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah. Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan mengharap menerima lebih banyak darinya, dan sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah Tuhanmu (QS 74:1-7).

Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan untuknya: Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil (QS 73:1-4).

Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang sangat berat (QS 73:5).

Ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya: Berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat. Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat sombong kepada orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Apabila mereka (keluargamu) enggan mengikutimu, katakanlah: aku berlepas dari apa yang kalian kerjakan (QS 26:214-216).

Demikian ayat-ayat yang merupakan bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah.

Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af’al Allah, misalnya surah Al-A’la (surah ketujuh yang diturunkan) atau surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah “sebanding dengan sepertiga Al-Quran”, karena yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan tanzih (penyucian) Allah SWT.

Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah Al-Ma’un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.

Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok:

1.Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.
2.Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan mereka (QS 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: “Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami.”
3.Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya.
Periode Kedua
Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk menghalangi kemajuan dakwah Islamiah.

Dimulai dari fitnah, intimidasi dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka semua –termasuk Rasulullah saw.– berhijrah ke Madinah.

Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di satu pihak, silih berganti turun menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125).

Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai Muhammad: “Aku pertakuti kamu sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud” (QS 41:13).

Selain itu, turun juga ayat-ayat yang mengandung argumentasi-argumentasi mengenai keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa akan kejadiannya, mereka berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang telah lapuk dan hancur?” Katakanlah, wahai Muhammad: “Yang menghidupkannya ialah Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu sekalian membakar.” Tidaklah yang menciptakan langit dan bumi sanggup untuk menciptakan yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan: “Jadilah!”Maka jadilah ia (QS 36:78-82).

Ayat ini merupakan salah satu argumentasi terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat. Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: “Siapakah di antara manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat-ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan dengannya.”7

Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran sehat.

Periode Ketiga
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab, orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda-beda?

Dengan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan merekalah yang memulai peperangan. Apakah kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian benar-benar orang yang beriman. Perangilah! Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka; dan Allah akan menerangkan kamu semua serta memuaskan hati segolongan orang-orang beriman (QS 9:13-14).

Adakalanya pula merupakan perintah-perintah yang tegas disertai dengan konsiderannya, seperti: Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya minuman keras, perjudian, berhala-berhala, bertenung adalah perbuatan keji dari perbuatan setan. Oleh karena itu hindarilah semua itu agar kamu sekalian mendapat kemenangan. Sesungguhnya setan tiada lain yang diinginkan kecuali menanamkan permusuhan dan kebencian diantara kamu disebabkan oleh minuman keras dan perjudian tersebut, serta memalingkan kamu dari dzikrullah dan sembahyang, maka karenanya hentikanlah pekerjaan-pekerjaan tersebut (QS 5:90-91).

Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu sekalian mendapat peringatan (QS 24:27).

Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam perang Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita tujuh puluh orang korban, turunlah ayat-ayat penenang yang berbunyi: Janganlah kamu sekalian merasa lemah atau berduka cita. Kamu adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat luka, maka golongan mereka juga mendapat luka serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya Allah tiada mengasihi orang-orangyang aniaya (QS 3:139-140).

Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog dengan orang-orang Mukmin, banyak juga ayat yang ditujukan kepada orang-orang munafik, Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar, sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah. Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab ialah: Katakanlah (Muhammad): “Wahai ahli kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan yang bukan Allah.” Maka bila mereka berpaling katakanlah: “Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim” (QS 3:64).

Dakwah menurut Al-Quran
Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai Islam sebagai agamamu (QS 5:3).

Uraian di atas menunjukkan bahwa ayat-ayat Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Jazirah Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri-ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut.

Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran-ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu itu saja. Karena yang demikian itu hanya untuk dijadikan argumentasi dakwah. Sejarah umat-umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang yang mengikuti jejak-jejak mereka.

Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat diumpamakan dengan seseorang yang dalam menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang merupakan objek dakwah. Tentu saja metode yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan, perkembangan dan tingkat kecerdasan objek tersebut. Demikian pula dalam menanamkan idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih mengharapkan agar idenya berkembang pada semua tempat sepanjang masa.

Untuk menerapkan idenya itu, seorang da’i tidak boleh bosan dan putus asa. Dan dalam merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun dengan cara yang berbeda-beda. Demikian pula ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari terjadinya perasaan bosan, susunan kata-katanya –oleh Allah SWT– diubah dan dihiasi sehingga menarik pendengarannya. Bukankah argumentasi-argumentasi Al-Quran mengenai soal-soal yang dipaparkan dapat dipergunakan di mana, kapan dan bagi siapa saja, serta dalam situasi dan kondisi apa pun?

Argumen kosmologis (cosmological argument) –yang oleh Immanuel Kant dikatakan sebagai suatu argumen yang sangat dikagumi dan merupakan salah satu dalil terkuat mengenai wujud Pencipta (Prime Cause)– merupakan salah satu argumentasi Al-Quran untuk maksud tersebut. Bukankah juga penolakan Al-Quran terhadap syirik (politeisme) meliputi segala macam dan bentuk politeisme yang telah timbul, termasuk yang dianut oleh orang-orang Arab ketika turunnya Al-Quran?

Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu filsafat pun yang memaparkan perincian-perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam masyarakat tempat ia muncul atau berkembang. Cara yang demikian ini tidak mungkin akan mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat diterapkan dalam suatu masyarakat.

Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang bersifat universal untuk memulai penyebarannya di forum internasional. Tapi, cara paling tepat adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam masyarakat tempat timbulnya gerakan itu, dimana penyebar-penyebarnya mengetahui bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi. Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu, maka masyarakat tersebut dapat dijadikan “pilot proyek” bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme, Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa diturunkannya saja.

Tujuan Pokok Al-Quran
Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai tiga tujuan pokok:

1.Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2.Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
3.Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”

Catatan kaki
6 Whitehead, Science and the Modern World, hal. 180.

7 Lihat ‘Abdul Halim Mahmud, Al-Tafsir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982, h. 73-74

Thursday, November 18, 2010

Aidil Adha 1431H + Amirah Besday

Nenek dan part of cucu2 from KL branch (Johor nyer branch takde laa)

Semalam umat islam seluruh Malaysia menyambut hari perayaan Hari Raya Aidiladha 1431 Hijrah. Ini perayaan kedua terbesar bagi umat Islam di Malaysia and mb somewhere else too. Tp depends gak, ada certain area kat Malaysia ni sambutan untuk Aidiladha lebih meriah berbanding Aidilfitri. Well aku bukan laa nak mengupas sangat those things since tu bukan bidang kepakaran aku (not yet maybe, who knows one day i can elaborate more on that topics). Tahun ni raya Haji (which we used more rather that Aidiladha) jatuh on Wednesday which is tgh2 minggu. Since cuti aku pun dah agak limited, so kami sepakat untuk beraya kat KL ni je.

Tak balik kampung pun as usual. Lagipun mak pun ada kat umah aku so raya sini jek la. Kakak aku kat BBB pun tak balik kg belah hubby dia kat Gurun, Kedah. So berkumpul laa kami 2 beradik n mak kat sini. Ok laa tu kan. Kakak kt JB tu pun tak balik kg, and abang kat BP tu pun dok beraya dia laa kat BP jek. Kalau org tanya tak rindu ke beraya kat kampung. Frankly speaking mang aarr sure aku prefer beraya kat kampung even tho aku mang dah takde kampung. But at least kalau balik BP tu still boleh g melawat umah sedara mara or beraya ngan sedara mara which is more merrier n happier dpd beraya kat KL nih. Stone jek.

Mang pun stone nyer. Tak de laa happy sgt rasanya semalam. Just for makan2 jek. And oohh lupa my second topik kat atas tu. Semalam gak the date of my niece besday. Nur Amirah Izzah, anak sulung kakak aku tuh. 11 tahun dah dia. Sooo kejap jek dah beso .. huhuhu. I siap rewind balik time dia bersalin anak dia yg nih. But it seems blurring jek just yg aku ingat, aku siap cuti lagik .. errr ke tuh masa dia bersalin budak kembar tuh .. hahaha .. Aku was in the picture of her kids up till the 2nd one which i involve directly almaklum le masa tu aku single lagik. Bibik ler jadiknya. The next children tu just indirectly ler as masa tu aku dah kawen, it's just everytime dia bersalin, dia akan anto anak2 dia kat umah aku. Same goes to me. Hehehe no more bibik nyer position la. Bulan 11 ni ada 3 org punya besday, my dotter Lisa, my niece Amirah n the other one Fadhlin Nazurah which is next week. Kalau balik kg ni sure best, leh celebrate besar2an skali utk 3 org.

Nur Amirah Izzah - 11th Besday


Apapun .. semalam mang meletihkan. Ada laaa lagi citer2 lain disebaliknya which am not in the mood to story here ..

Maervan ..


Semalam petang kami anak beranak dok tgk rancangan dokumentari khas Maher Zain sempena AidilAdha ni. Lately nih, dia laa yg jadik ikon paling diminati kat rumah tu and aku rasa anywhere around the world laa.

Start 6.30 tu masing2 dah dok dpn tv. Lisa laaa paling seronok aku tgk, siap senyum2 and ketawa "hehe .. maervan". Tu sebutan dia laa untuk maher zain. Penat dah aku ngan sarah fine tune betulkan sebutan dia tu tp yg tuh gak kuar dpd mulut dia .. so maervan maervan aarr.

The 30 minutes program tu mang rasa tak cukup tp mang amat enjoyable laa. Sarah tak fokus sgt since dia dok asik kaler2 kat majalah Aulad yg aku belikan untuk dia tapi mulut dia dok tak abis2 nyanyi lagu Maher Zain "Insyaallah" tu. Lisa plak mang tersangat ler fokus nye. Bila ada segmen tu tunjuk MZ ni tak pakai topi dia sibuk tanya aku "Mama ... maervan tu tak pakai topi dia. Kenapa dia tak pakai topi dia mama?" Huhhh soklan ni kuar aku rasa ada laa dekat 10 kali. Aku mana laa tau naper si MZ ni tak nak pakai topi dia susah ler aku nak menjawabnya tiap kali dia dok tanya aku soklan tuh. Last2 aku tanya Lisa balik "Nampak tak kepala dia bila dia tak pakai topi, dia ada rambut tak" and she replied back "Hehe dia tak de rambut laa mama, dia botak" ... hahahaha

Aku rasa sepanjang program ni, aku mang tak fokus sgt laa sebab byk sangat soklan yg kuar dpd mulut budak2 dua ni pasal MZ. Yg paling best masa last skali when they show MZ punya showcase kat Shah Alam tu. Siap ada budak2 naik stage and one of the kid tu siap nyanyi verse awal lagu Insyaallah dia. My dotters are soo surprise and excited. And of course their question "Mama kenapa MZ tu ajak budak2 nyanyi" OR "Mama budak2 tu pandai nyanyi lagu MZ ke mama" .. so u can guess laa cemana aku nk menjawab soklan2 nih.

Anyway i really like this new icon in islamic music industry. Insyallah mana yg baik kite buleh amik jadikan teladan dan yg buruk jadikan sempadan. Hehe so far aku tak nampak laa yg buruknya dpd MZ nih ... hehehe.. Harap2 dia datang lagi laa ke Malaysia n buat mini consert ke .. I like ...

Tuesday, November 16, 2010

Salam Aidil Adha 1431 Hijrah

Untuk semua kenalan dan handai taulan. Selamat menyambut Eid Adha pada esok 17 November 2010 bersamaan 10 Zulhijjah 1431 Hijrah.




The Hajj - Mashaallah


Menuju Keluarga Sakinah - Part 2

Keseimbangan Penting Dalam Mendidik

ANAK-ANAK memiliki naluri mencontohi. Contoh dan teladan boleh membentuk sikap dan watak anak dan yang paling dekat pada tahap awal kehidupan anak ialah ibu bapa.

Ibu bapa sumber teladan yang penting dengan teladan baik boleh menjadikan anak membesar dalam keadaan baik, manakala teladan buruk menyebabkan perkara negatif berlaku kepada anak. Sumber teladan ibu bapa tidak saja dalam cara bercakap dan berbahasa, tetapi juga cara melakukan sesuatu. Anak pemerhati dan pengamat setia terhadap apa yang berlaku di sekitarnya. Memperlihatkan wajah ceria, bahasa santun dan merangsang, belaian dan kemanjaan menjadikan anak berada dalam keadaan fitrah.

Anak sedang bertatih dalam keremajaan dan pendewasaan amat memerlukan sumber kondusif dan membantu ke arah minda aktif, emosi ceria serta kecergasan membawa kepada kesihatan jasmani.

Kelembutan berbahasa adalah asas kepada pembinaan adab kerana cara berbahasa dengan isteri dan suami dalam suasana ceria dan kasih sayang menjadikan sumber contoh terbaik bagi anak. Bahasa santun, komunikasi ramah, wajah ceria adalah sumber bernilai bagi anak kerana suasana ini menyebabkan teladan itu menjadi sumber ikutan.

Sekiranya wujud perselisihan antara suami isteri, ia tidak ditunjukkan di depan anak jauh sekali melafazkan kata bersifat maki hamun atau sumpah seranah yang tidak menyumbang teladan baik kepada mereka. Di sini pentingnya daya kawalan diri kerana setiap gerak geri dan perbuatan dilakukan ibu bapa memberi kesan kepada anak yang berada dalam tahap mempelajari sesuatu. Ibu bapa adalah sumber terdekat bagi mereka atau guru yang awal mendidik dan sebagai pendidik, jiwa mendidik perlu subur di kalangan ibu bapa. Anak selalunya terdedah kepada pengaruh media, rakan sebaya, suasana sekolah dan juga mula memerhati kerenah manusia serta gelagat masyarakat.

Komunikasi dan dialog dengan anak seharusnya berlaku dengan berbagai cara kerana anak mungkin bertanya sesuatu yang dilihat, dibaca dan ditonton kepada ibu bapanya. Oleh itu, ibu bapa perlu bijak dan sabar memberikan penjelasan supaya fikiran serta perasaan anak terbimbing ke arah kebaikan. Sekiranya bimbingan dan perhatian rapi tidak diberi, sumber yang ditonton, dilayari, dibaca dan dilihat boleh memberi kesan negatif kepada jiwa dan pemikiran anak.

Kaedah ambil tahu, perkongsian pemikiran serta pandangan secara mendidik seharusnya berlaku supaya anak sentiasa mendapat pedoman yang betul dan baik. Ada ketikanya anak melakukan kesilapan, keterlanjuran melampaui batas dan menampilkan gelagat negatif.

Pada tahap ini, ibu bapa harus mendekati anak dengan sabar dan berjiwa mendidik. Jangan biarkan perkara negatif menjadi tabiat dan kelaziman, sebaliknya perlu dibendung sebelum subur atau merebak dalam tingkah laku anak. Ibu bapa juga perlu sedia menegur dengan bijaksana, melakukan pembetulan terhadap apa yang berlaku, berbincang secara sihat, berikan alasan dan pemikiran yang baik kepada mereka supaya wujud kesedaran untuk tidak melakukan kesilapan itu lagi.

Dalam proses mendidik dan memberi teladan baik perlu ada keseimbangan kerana ada ibu bapa beranggapan tanggungjawab membesarkan anak ialah dengan menyediakan makan, pakaian dan keperluan kewangan yang stabil. Apa yang lebih penting bagi anak ialah kasih sayang, belaian, perhatian serta bimbingan kerana pembentukan sikap, watak dan gelagat mereka banyak bergantung kepada kaedah ini.

Ini tidak bermakna makan pakai dan kewangan tidak penting tetapi tanpa keseimbangan, tidak mungkin ibu bapa mampu menjadi sumber teladan sempurna. Tanpa teladan baik ibu bapa, anak kehilangan pedoman diperlukan dalam proses pembesaran dan pendewasaan menyebabkan mereka tercari-cari sumber lain yang belum tentu baik. Rasulullah SAW adalah sumber teladan terbaik bagi umat Islam dan bagi ibu bapa yang mencontohi Baginda sebagai sumber teladan, mereka akan menjadi contoh terbaik kepada anak.

Kecelaruan menimpa diri anak muda kini disebabkan tiadanya sumber teladan di rumah khususnya di kalangan ibu bapa menyebabkan anak seakan terbiar dan terdedah kepada pengaruh yang memberi contoh tidak baik. Anak yang terpengaruh dengan perkara negatif tidak mudah untuk diubah dan Islam mengambil pendekatan mencegah lebih baik daripada mengubati. Pencegahan menerusi didikan, asuhan, bimbingan dan sumber teladan adalah kaedah terbaik supaya anak melalui zaman remaja dan dewasa dalam suasana baik, fitrah serta memiliki kekebalan daripada nilai negatif.

INTI PATI

Peranan ibu bapa

· Sumber teladan tidak saja dalam cara bercakap dan berbahasa tetapi juga cara melakukan sesuatu.

· Bahasa santun, komunikasi ramah, wajah ceria adalah sumber bernilai bagi anak kerana suasana ini menyebabkan ia menjadi ikutan.

· Ibu bapa sumber terdekat bagi mereka atau guru yang awal mendidik dan sebagai pendidik.

· Ibu bapa perlu bijak dan sabar memberikan penjelasan supaya fikiran serta perasaan anak terbimbing ke arah kebaikan.

Menuju Keluarga Sakinah: Part 1

Dipetik daripada warkah tulisan Prof Dr Sidek Baba. Insyallah untuk titipan dan panduan kite bersama.

Ibu bapa saling berkasih pengaruhi akhlak anak
Bersama Prof Dr Sidek Baba

IBU sering dirujuk sebagai faktor penting dalam pendidikan. Bapa tidak kurang penting membentuk anak dalam kepemimpinan. Bapa adalah lambang ketua dalam sebuah rumah tangga.

Didikan ibu dan kepemimpinan bapa boleh memberi perlindungan kepada isteri dan contoh kepada anak.

Menjadi suami adalah mudah. Perkahwinan boleh memberikan gelaran suami tetapi, menjadi seorang bapa adalah peranan yang payah.

Watak bapa tidak sama dengan watak ibu, tetapi Allah menjadikan mereka berpasang-pasang untuk melakukan peranan saling melengkapi.

Bapa perlu insaf bahawa pada ibu ada peranan penting untuk membentuk watak anak. Ia bukan monopoli bapa tetapi menjadi tanggungjawab bersama.

Semangat kebapaan perlu wujud dalam suasana keluarga. Kebapaan kepada ibu, meletakkan ibu dilihat sebagai sumber amanah.

Bapa harus berasakan bahawa ibu adalah amanah Allah yang besar. Ibu perlu dikasihi dan disayangi. Semangat kebapaan memberi perlindungan, tunjuk ajar, bimbingan dan rasa persefahaman dengan ibu. Ia bakal mewujudkan suasana rumah tangga harmoni dan damai.

Bapa tidak boleh mengatakan dia adalah segala-gala dalam rumah tangga. Perlu ada komunikasi dan persefahaman tinggi bahawa ibu bapa mempunyai tanggungjawab masing-masing dalam keluarga.

Konflik akan berlaku jika ego bapa menyebabkan ibu sering tersinggung dan kepemimpinan keluarga menjadi monopoli bapa.

Wujudkan suasana selesa dalam rumah. Pandangan ibu boleh didengar, pertanyaan anak boleh dijawab dan akhirnya bapa membuat pertimbangan serta keputusan terbaik sebagai ketua keluarga.

Jika wujud pertelagahan antara bapa dan ibu, bapa harus mencari jalan penyelesaian saksama.

Ego kebapaan jangan sampai si ibu memendam perasaan, takut memberi pendapat, sentiasa mengikut telunjuk bapa, bapa selamanya benar hingga menyebabkan ketegangan sering wujud dalam keluarga.

Bapa perlu menyedari dirinya tidak semua sempurna. Kekurangan tetap ada. Ia memerlukan pandangan ibu dan saluran perbincangan sentiasa terbuka. Keadaan ini akan memberikan suasana melegakan dalam rumah tangga apabila pandangan terbaik diambil bagi membantu bapa untuk membuat keputusan.

Ada pengalaman bapa yang tidak ada pada ibu dan pengalaman mendidik yang dilakukan ibu, tidak ada pada bapa.

Selalunya banyak masa ibu bersama anak atau mengendalikan perjalanan rumah berbanding bapa. Seorang bapa yang baik selalu menginsafi bahawa fikiran ibu akan diminta dan keputusan dibuat untuk kebaikan keluarga dan anak adalah pertimbangan bersama.

Pada bapa ada sifat tegas dan tangkas. Anak perlu dilatih supaya memiliki watak tegas dan tangkas. Masalah anak hari ini adalah masalah ketiadaan disiplin dan kehilangan adab. Watak bapa yang tegas harus difokuskan untuk membangun disiplin anak.

Bapa perlu menjadi contoh kepada binaan disiplin ini. Jika bapa mahukan anaknya jangan merokok, bapa juga jangan merokok. Jika bapa mahukan anak menjadi berakhlak, awal pagi bapa perlu mengejutkan anak untuk bersolat Subuh dan menjadikan anak tidak lupa kepada waktu solat lain.

Bapa perlu mampu membentuk adab anak mengasihi ibu bapa dan orang tua. Menghormati jiran dan rakan taulan jadikan suatu amalan. Ada rasa malu terhadap perkara terlarang. Timbulkan kecintaan kepada amalan baik. Rasa malu terhadap perkara dosa seperti bercakap bohong, menganiaya manusia dan binatang, merosakkan harta awam dan berbangga terhadap sesuatu. Sifat kebapaan yang memiliki watak tegas boleh menjadikan anak terbiasa dengan disiplin dan kelaziman hidup yang santun.

Bapa juga perlu menjadikan anaknya tangkas. Ketangkasan tidak hanya terlihat pada aktiviti jasmani tetapi ketangkasan berfikir.

Bapa perlu berbincang dan berkomunikasi dengan anak. Anak yang rajin bertanya memberi kesan baik ke arah ketangkasan berfikir. Anak yang kelihatan lembik pada fizikal dan lemah upaya berfikir adalah akibat tiadanya suasana di rumah yang boleh merangsang ke arah itu.

Disiplin tinggi, adab baik, ketangkasan fizikal dan pemikiran adalah kunci membangun anak yang baik. Bapalah sepatutnya berperanan membentuk watak sedemikian.

Kegagalan anak dewasa ini akibat daripada kealpaan bapa memberikan bimbingan dan asuhan hingga ibu melakukan segala-galanya dan bapa hanya bertugas mencari nafkah.

Perlu diinsafi bahawa rumah tangga adalah tapak utama untuk asuhan dan didikan berlaku. Apa yang berlaku dalam keluarga bakal mencorakkan kejayaan anak di sekolah.

Keciciran anak di rumah kerana kealpaan bapa dan ibu menyebabkan keciciran anak di sekolah. Keciciran di sekolah boleh membawa keciciran dalam masyarakat.

Bapa perlu sentiasa berasakan ibu adalah harta didik yang sangat berkesan kepada anak. Menyayangi dan melindungi ibu seumpama mengasihi anak kerana ibu yang jiwanya tenang dan dikasihi bapa akan sentiasa memiliki kekuatan melaksanakan tanggungjawab mendidik.

Bapa hendaklah memberikan masa berkualiti tidak saja di tempat kerja tetapi kepada isteri dan anak.

Pada bapa ada hak isteri terhadapnya dan hak anak terhadapnya. Jika hak ini disempurnakan oleh bapa sebaiknya, rumah tangga dan keluarga akan menjadi bahagia dan contoh terbaik kepada orang lain.

Apabila bapa melihat ibu adalah aset dan anak adalah harta, akan wujud perimbangan daripada sudut peranan dan tanggungjawab. Wang ringgit bukanlah segala-galanya untuk dicari. Jika fokus tidak diberi bapa untuk membantu ibu mendidik anak, maka kemungkinan keluarga ’kehilangan anak’ boleh berlaku.

Bayangkan jika bapa tidak melakukan peranan dan tanggungjawabnya menyebabkan anak terjebak dengan amalan salah guna dadah, ia tidak boleh ditebus dengan wang ringgit lagi. Nasi sudah menjadi bubur.

Anak yang terbabit dengan dadah adalah beban kepada keluarga dan negara.

Begitu juga anak yang terbabit dalam kerosakan akhlak disebabkan tidak wujudnya suasana contoh di rumah. Keluarga menjadi tempat tidak selesa membentuk watak dan akhlaknya.

Bapa hanya sibuk di tempat kerja atau mencari duit tambahan. Anak menjadi terbiar. Percampuran dengan rakan sebaya adalah tinggi. Akhirnya anak terjebak dengan amalan negatif dan sukar untuknya berpatah ke pangkal jalan.

Bapalah watak penting yang perlu bertanggungjawab terhadap ibu dan anak. Jika peranan itu berjalan dengan baik dan saksama, ibu menjadi manusia paling gembira dan anak menjadi anggota keluarga yang amat berbahagia.

Monday, November 15, 2010

Asma Allah - By Sami Yusuf





Raheem, Kareemun, ‘Adheem, ‘Aleemun,
Haleem, Hakeemun, Mateen
(Merciful, Generous, Incomparably Great, All-Knowing,
Forbearing, Wise, Firm)

Mannaan, Rahmaanun, Fattaah, Ghaffaarun
Tawwaab, Razzaaqun, Shaheed
(Bestower of blessings, Most Compassionate, Opener, Forgiver
Accepter of Repentance, Provider, Witness)

Allahumma salli ‘ala Muhammad, wa aali Muhammad
Ya Muslimeen sallou ‘alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad,
And upon the Family of Muhammad
O Muslims, send salutations upon him)

Allahumma salli ‘ala Muhammad, wa sahbi Muhammad
Ya Mu’mineen sallou ‘alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad,
And upon the Companions of Muhammad
O believers, send salutations upon him)

Lateef, Khabeerun, Samee’, Baseerun
Jaleel, Raqeebun, Mujeeb
(Gentle, All-Aware, All-Hearing, All-Seeing
Majestic, Watchful, Responsive)

Ghafur, Shakourun, Wadud, Qayyumun
Ra’uf, Saburun, Majeed
(Forgiving, Appreciative, Loving, Self-Existing by Whom all subsist
Most Kind, Patient, Most Glorious)

Allahumma salli ‘ala Muhammad, wa aali Muhammad
Ya Muslimeen sallou ‘alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad,
And upon the Family of Muhammad
O Muslims, send salutations upon him)

Allahumma salli ‘ala Muhammad, wa sahbi Muhammad
Ya Mu’mineen sallou ‘alayh
(O my Lord send salutations upon Muhammad,
And upon the Companions of Muhammad
O believers, send salutations upon him)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
La Ilaaha Illahu, Al Malikul Quddoos
(God is Greater, God is Greater
There is no god but Him, the King, the Most Holy)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Rahmanu irham dha’fana
(O Most Compassionate! Have compassion on our weakness)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Ghaffaaru ighfir thunoubana
(O Forgiver! Forgive our sins)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Sattaaru ostour ‘ouyoubana
(O Concealer! Conceal our defects)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Mu’izzu a’izza ummatana
(O Bestower of honour! Bestow honour on our Ummah)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Mujeebu ajib du’aa’ana
(O Responsive One! Answer our prayers)

Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Ya Lateefu oltof binaa (x3)
(O Gentle One! Show gentleness to us)

Oltof binaa
(Show gentleness to us)

Ya Rabb .. Rahmaan, Fattaah, Ghaffaar

Bila Allah cepat makbulkan Doamu, Maka DIA Menyayangimu,

Bila DIA Lambat Makbulkan doamu, Maka DIA Ingin Mengujimu,

Bila DIA Tidak Makbulkan Doamu, Maka Dia Merancang Sesuatu Yang lebih Baik Untukmu.

Oleh itu, Sentiasalah Bersangka Baik Pada ALLAH Dalam Apa Jua Keadaan Pun... Kerana Kasih sayang ALLAH Itu Mendahului KemurkaanNya

Zikir Harian

Ya Allah, jadikanlah amal terbaik kami sebagai penutup amal kami.
Jadikanlah umur terbaik kami sebagai akhirnya.
Dan jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari kami menjumpai-Mu

HARI AHAD:
Ya Hayyu Ya Qayyum ( 1000 X )

HARI ISNIN:
La haula wala quwwata illa billa hil 'aliyyil 'a ziim ( 1000 X )

HARI SELASA:
Allahumma salli 'ala 'abdika warasulika wanabiyyikal amiina wa'ala alihi wasahbihi wasallim ( 1000 X )

HARI RABU:
Astagh firullahal 'a ziim ( 1000 X )

HARI KHAMIS:
Subhanallahii 'a ziim , Subhanallahi wabihamdihi ( 1000 X )

HARI JUMAAT:
Ya Allah ( 1000 X )

HARI SABTU:
La ilaha illallah ( 1000 X )

The Journey - Part 2: Gangguan Syaitan Ketika Sakaratul Maut

Artikel dipetik daripada blog Haji Arshad. Sama2 lah kite jadikan pedoman. Insyaallah

"Iblis dan Syaitan akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hinggalah ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut.

Syaitan mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan.Hadith Rasulullah s.a.w.. menerangkan:Yang bermaksud: “Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan Syaitan di waktu maut.”

Rombongan 1

Akan datang Syaitan dengan banyaknya dengan berbagai rupa yang pelik dan aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat.

Maka disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barangan Syaitan itu, di waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t. inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2

Akan datang Syaitan kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular dan Kala yang berbisa. Maka Apabila yang sedang didalam sakaratul maut itu memandangnya saja kepada binatang itu, maka dia pun meraung dan melompat sekuat hati.

Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah s.w.t., matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3

Akan datang Syaitan mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan merupakan dirinya kepada binatang yang menjadi minat kepada orang yang hendak mati itu, kalau orang yang hendak mati itu berminat kepada burung, maka dirupai dengan burung, dan jika dia minat dengan Kuda lumba untuk berjudi, maka dirupakan dengan Kuda lumba (judi).

Jika dia minat dengan dengan ayam sabung, maka dirupakan dengan ayam sabung yang cantik. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah s.w.t.. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4

Akan datang Syaitan merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5

Akan datang Syaitan merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Syaitan,

berkata dengan rayu-merayu “Wahai anakku inilah sahaja makanan dan bekalan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.”

Maka dia pun sudi mengikut pelawaan itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal ia di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6

Akan datanglah Syaitan merupakan dirinya sebagai ulamak-ulamak yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lamalah sudah kami menunggu akan dikau, berbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sedang sakit di sini, oleh itu kami bawakan kepada kamu doktor dan bomoh bersama dengan ubat untukmu.” Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang kembali.

Lalu datanglah pula Syaitan yang menyerupai ulamak dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?”

Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.”

Berkata ulamak Syaitan: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulamak yang tinggi dan hebat, baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi. Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah s.w.t. hendaklah kamu patuh kepada kami.”

Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Syaitan bagi tujuan mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulamak palsu:

“Bagaimanakah Zat Allah?” Syaitan merasa gembira apabila jeratnya mengena .

Lalu berkata ulamak palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu. “

Apabila tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.

Berkata Syaitan: “Itulah dia Zat Allah yang patut kita sembah.”

Berkata orang yang dalam sakaratul maut: “Wahai guruku, bukankah ini benda yang benar-benar besar, tetapi benda ini mempunyai jihat enam, iaitu benda besar ini ada di kirinya dan kanannya, mempunyai atas dan bawahnya, mempunyai depan dan belakangnya.

Sedangkan Zat Allah tidak menyerupai makhluk, sempurna Maha Suci Dia dari sebarang sifat kekurangan. Tapi sekarang ini lain pula keadaannya dari yang di ketahui dahulu. Tapi sekarang yang patut aku sembah ialah benda yang besar ini.”

Dalam keraguan itu maka Malaikat Maut pun datang dan terus mencabut nyawanya, maka matilah orang itu di dalam keadaan dikatakan kafir dan kekal di dalam neraka dan terhapuslah segala amalan baik selama hidupnya di dunia ini.

Rombongan 7

Rombongan Syaitan yang ketujuh ini Syaitan terdiri dari 72 barisan sebab menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati Iktikad Muhammad s.a.w. bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 puak (barisan). Satu puak sahaja yang benar (ahli sunnah waljamaah) 72 lagi masuk ke neraka kerana sesat.

Ketahuilah bahawa Syaitan itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlain di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Syaitan dan Iblis yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut.

Bersesuaian dengan sebuah hadith yang bermaksud: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.”

Insha Allah ..


Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side

Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Everytime you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame


Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way

Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way

Hanyut ..



Harus bagaimana lagi
Dan terus begini
Dengarkan aku
Lihat ke mataku

Cukup sudah kau menghukum
Salahku tetap salahku
Benarkan ku berbicara
Agar bisa pulih semua

Namun harus sampai bila
Kau kan diam seribu bahasa

Chorus

Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Fahamilah ku tak mampu terus tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja

Saat mata terpejam
Hanya kau ku terbayang
Menghapus semua segala rasa di jiwaku

Saat mata terbuka
Kamulah yang pertama
Tak mampu aku
Bayangkan
Hidup tanpa dirimu

Ulang Chorus

Aku memang bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Dan tapi dah ku sedari
Segala perit kau lalui
Ku terlupa kau terluka

Dan memang selalu
Aku bersalah
Selalu saja mengabaikan mu
Meninggalkan mu
Dan tetapi itulah aku sedari
Segala perit yang kau lalui
Kerna diriku yang terus hanyut

Maafkanlah ku tak bisa hidup tanpa kamu
Bagaimana ku nanti
Bila tiada mengganti
Yang ku ada hanya kamu saja

Bagaimana ku nanti
Bila kau tak di sisi
Yang ku ada hanya kamu saja


** deseo que él pueda decir esto a mí.

Friday, November 12, 2010

The Journey - Part 1 : Bagaimana meraih cinta Allah swt

Insyallah untuk pedoman kite sumer.

"Setiap muslim pasti bercita-cita untuk mendapatkan cinta Allah. Sebab bila kita sudah menjadi kekasih-Nya, seluruh kebaikan duniawi dan ukhrawi bisa kita gapai dengan mudah. Persoalannya, bagaimana agar cita-cita tersebut menjadi kenyataan? Sesungguhnya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menggapai cinta-Nya, namun karena keterbatasan lahan, saya akan membahas yang pokoknya saja.

Pertama, membaca, memahami, dan mengamalkan Al Qur’an. Cara ini akan melahirkan cinta dan kerinduan kepada-Nya, syukur dan sabar, tawadhu (rendah hati) dan khusyu, serta seluruh sifat yang bisa mengantarkan pada cinta dan ridha-Nya. (Ibnu Rajab, Ikhtiyaar Al-Uula, hal 114)

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami (Allah) turunkan kepadamu, yang didalamnya penuh berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mau menggunakan akalnya”. (Q.S. Shaad 38:29).

Al Qur’an adalah kitab suci yang harus difahami, bukan sekedar dibaca. Fakta menunjukkan, banyak yang rajin membaca Al Qur’an tapi tidak faham isinya, sehingga tidak bersemangat untuk mengamalkannya. Untuk itu, biasakan juga membaca terjemahannya untuk membantu pemahaman.

Pengalaman menunjukkan, awalnya memang agak susah mencerna maksud terjemahan Qur’an, namun kalau kita sering membacanya, lama kelamaan akan mudah memahaminya. Sebenarnya ini berlaku untuk semua ilmu, kalau kita tidak pernah membaca buku-buku psikologi misalnya, akan susah mencerna isinya, tapi kalau sudah sering, insya Allah kesulitan ini bisa diatasi. Saat membaca Al Qur’an, para sahabat mengutamakan pemahaman dan implemantasi/pengamalan. Ibnu Abbas r.a. berkata, “Kebiasaan kami, jika mempelajari sepuluh ayat Al Qur’an, kami tidak akan melampauinya sebelum kami memahami secara benar maknanya dan mengamalkannya”. (HR. Athabari dalam tafsirnya dengan sanad yang shahih).

Sementara kita, lebih mengutamakan khatam (tamat) ketimbang faham. Alangkah indahnya kalau kita sering khatam dan faham serta implementatif. Setelah faham, langsung diaplikasikan dalam kehidupan.

Anas r.a. mengatakan, “Abu Thalhah r.a. --seorang shahabat dari kaum Anshar di Madinah-- adalah orang yang banyak hartanya, di antara harta yang paling disenanginya adalah kebun kurma yang menghadap ke mesjid, bahkan Rasulullah saw. pun pernah singgah di kebun itu. Ketika turun firman Allah yang berbunyi: “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cintai” (QS. Ali Imran 3:92),

Abu Thalhah bergegas menemui Rasulullah saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, sungguh aku telah faham ayat itu, maka harta yang paling aku cintai adalah kebun kurma yang menghadap ke mesjid. Untuk itu saksikanlah, demi Allah aku sedekahkan kebun itu untuk mendapatkan pahala di sisi-Nya. Maka silakan Ya Rasulullah bagikan sebagaimana Allah telah mengajarkannya kepadamu.” (H.R. Bukhari-Muslim).

Kalau kita bagaimana?

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunah setelah melaksanakan yang wajib. (Ibnul Qayyim, Madaarijus Saalikiin, jilid 3, hal. 13)

Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “. . . Tidak ada amalan yang paling Aku cintai dari hamba-Ku kecuali apa yang telah diwajibkan kepadanya. Dan Aku mencintai hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah . . .” (H.R. Bukhari).

Menurut riwayat ini, ada dua hal yang menyebabkan Allah mencintai kita.
- Pertama, konsisten melaksanakan ibadah-ibadah fardu/wajib, seperti shalat lima waktu, shaum Ramadhan, zakat, haji kalau sudah mampu, dll.
- Kedua, melaksanakan amalan-amalan sunah, seperti shalat rawatib, tahajud, dhuha, shaum senin-kamis, dll. Ibadah-ibadah ini akan menjadi pupuk bagi hati kita sehingga tetap hidup dan subur. Allah swt. akan merespon taqarrub (pendekatan diri) kita dua kali lipat dari apa yang kita lakukan.
Rasulullah saw. pernah bersabda melalui hadits qudsinya, Allah swt. berfirman: “Jika ia (manusia) bertaqarrub kepada-Ku satu jengkal, Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia bertaqarrub kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepada-Nya satu depa. Dan apabila ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berlari.” (H.R.Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Jadi, kalau kita memberi satu cinta kepada Allah, Dia akan memberi dua cinta kepada kita. Kalau kita memberi tiga cinta, maka Allah akan memberi empat cinta, demikian seterusnya. Karena itu, dekatkanlah diri kepada-Nya dengan ibadah-ibadah sunah setelah kita melaksanakan yang wajib, pasti Dia akan mencintai kita.

Ketiga, memperbanyak dzikir, baik dengan lisan ataupun perbuatan. Allah swt. memerintahkan untuk memperbanyak dzikir dalam setiap kesempatan, “Dan dzikirlah (ingatlah) Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” (Q.S. Al Jumu’ah 62:10).
Ada dua macam dzikir, muqayyad dan muthlaq.

- Dzikir Muqayyad adalah dzikir yang jenis dan jumlahnya telah ditetapkan Rasulullah saw. seperti dzikir setelah shalat fardhu (wajib) membaca Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar masing-masing 33 kali. Karena Rasulullah telah menetapkan jenis dan jumlahnya, kita tidak boleh menambahi atau menguranginya.

- Dzikir muthlaq adalah dzikir yang jenis dan jumlahnya tidak ditetapkan oleh Rasulullah saw., namun disesuaikan pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Misalnya saat menghadapi ujian kita agak gelisah, nah kita bisa berdzikir apa saja sesuai kemauan, bisa baca astaghfirullah, subhanallah, alhamdulillah, dll. Jumlahnya pun terserah kita, berapa saja boleh. Allah swt. akan mencintai hamba-Nya yang selalu menyertakan dzikir dalam seluruh aktifitas kesehariannya. Mendapat kebahagiaan mengucapkan alhamdulillah, tertimpa musibah mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raaji’un, melihat kemaksiatan mengucapkan astaghfirullah, memulai perbuatan baik mengucapkan bismillah, melihat sesuatu yang mengagumkan mengucapkan subhanallah, dll. Ini indikator bahwa kita selalu mengingat-Nya, sehingga Allah swt. pun akan mengingat kita.
“Karena itu, ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku (Q.S. Al Baqarah 2:152).

Allah swt. akan menyertai orang-orang yang selalu berdzikir kepada-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits qudsi, “Aku adalah menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya ketika ia menyebut-Ku. Jika ia menyebut-Ku dalam dirinya, maka Aku menyebutnya dalam diri-Ku. Ketika ia menyebut-Ku ditengah-tengah sekelompok orang, maka Aku menyebutnya ditengah-tengah kelompok yang lebih baik dari mereka (kelompok malaikat).” (H.R.Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya Allah swt. berfirman: Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku, dan selama kedua bibirnya masih bergerak menyebut nama-Ku.”(H.R. Ahmad, Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim )

Dzikir jangan diartikan sempit (sekedar dengan lisan), tapi juga harus tercermin dalam perbuatan. Kalau kita berbisnis, bekerja, belajar, dll. dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebanaran dan kejujuran, ini juga disebut dzikir. Allah swt. menyebutkan ciri-ciri orang yang dincintai-Nya, “Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, dalam keadaan berbaring…” (QS. Ali Imran 3: 191).

Ini yang dimaksud dzikir dalam perbuatan atau aktifitas. Apabila ketiga hal di atas dilaksanakan, yakni memahami Qur’an, meningkatkan amaliah wajib dan sunah, serta selalu dzikir dengan ucapan dan perbuatan, insya Allah kita akan menjadi kekasih-Nya, dan kita akan rindu bertemu dengan-Nya, “Barangsiapa yang mendambakan bertemu dengan Allah, Allah pun mendambakan bertemu dengannya. Dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah, Allah pun akan merasa benci bertemu dengannya.” (HR. Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ad-Darimi, dan Nasa’i).

Realisasikan cinta dan rindu kita kepada-Nya dengan cara mengerjakan apa yang Allah cintai, meskipun diri kita sangat membenci dan menolak perbuatan tersebut, serta tinggalkan apa yang Allah benci, meski sebenarnya kita sangat mencintai dan menginginkannya. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa meraih cinta-Nya. Amiin.

Wallahu A’lam. "

Thursday, November 11, 2010

Ex-PT Affin Project Team Lunch Session

Today ada lunch session with my old project teammates during the project at Affin Bank back on year 2000. Rasa excited sgt sbb cam kali ni all members cam ada jek. Anyway thanks to Fara for organizing this luncheon session.

Now 5 of 7 peoples from that team are with different company. So mang hard laa nak jumpa2 lunch session ni. Dorg ada gak buat TT session tp aku tak leh nak join since it was after office hour. Since dah berfamily nih, time2 after office hour dah jadik limited. Mana nak rushing amik anak2 kat nurseri, mana nak masak lagik n etc. So option that mang not available for me.

Hope that the session today will be as good as the old days .. looking fwd to that.

Update after luncheon session:

The lunch is great. Even tho 2 main person cannot make it. Thank you FARA for make me kenyang .. sure nk melelap jek mata lepas nih .. hehehe.

Thanks to Habib, Elin, Mauze n Edwin for appearing .. hehe aku ni ckp cam aku lak yg sponsor the lunch session. Apapun is looking forward for the next session .. Giliran sapa NEXTTT ...

Wednesday, November 10, 2010

Bila Ibu Sakit

Bila anak sakit ibu sure akan amik cuti
Anak sakit lagi, ibu amik cuti lagi or MC
Last2 cuti si ibu abis maa
MC ibu pun abis daa
Dah tu bila ibu yang sakit
Sapa yang nak amik cuti or MC
Sapa yang nak bagi ibu cuti or MC
Ibu kena la jugak gagahkan diri pegi keje ..

Agak-agak ada tak orang yang menghargai pengorbanan si ibu nih ..

Birthday Lisa ..

Sib baik sempat beli kek ..

Lisa 3 tawun


Sekejap jek masa berjalan .. pejam celik pejam celik .. Lisa dah 3 tahun. Dah 2 3 ari ni aku dok tanya dia, "Lisa nak apa besday nanti??". Dia just geleng2 kepala n cakap tk nak besday. Pelik sungguh anak dara kenit sorang nih. Kalau tanya Sarah sure panjang lebar wishlist dia. Tp yg nih dok asik geleng kepala sambil buat mata menjeling.




Mlm tadi aku rekey2 lagik apa yg dia nak, sumer taknak. Last2 bila aku cakap "Mama bawak kek ngan gula2 bagi kawan2 kat sekolah nak tak?". Terus jek dia angguk nak and 1 more addition "Lisa nak kek yg ada barney tuh" ... Haa Barney saja laaa pujaan hati dia.




Since lately ni aku tak berapa mampu nak berbelanja lebih2 .. so aku harap ada laa rezeki dlm beberapa hari ni so that i can fulfill my dotter wish tu. Apapun aku doakan semoga Lisa makin pandai dan insyallah semoga menjadi anak yg solehah.